Categories
Informasi

Menyusun Dokumen SPMI, Menyusun Masa Depan Perguruan Tinggi

Bandung – Belmawa. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal di perguruan tinggi sudah tidak bisa ditawar lagi sesuai dengan amanat Undang-Undang No.12 Th. 2012 tentang  Pendidikan Tinggi  Bab III Penjaminan Mutu khususnya pada pasal 52 dan 53 ayat (4) disampaikan bahwa  Sistem Penjaminan Mutu Internal dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi (PT). Maka dalam rangka percepatan implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di perguruan tinggi, Direktorat Penjaminan Mutu menyelenggarakan Lokakarya SPMI di Bandung, 5-7 April 2017.

Hadir dalam acara ini Direktur Penjaminan Mutu, Aris Junaidi; Kasubdit Penguatan Mutu, Antari W Mawarti; dan Kasi Revitalisasi Program, Masluhin Hajaz. Lokakarya diawali laporan pelaksanaan kegiatan lokakarya oleh Kasubdit Penguatan Mutu, Antari W Mawarti. “ Terdaftar 53 peserta namun yang hadir baru 41 orang, peserta sebagain besar dari PTN Baru yang sudah mendapatkan program sosialisasi SPMI tahun 2016,” lapor Antari. Peserta antara lain dari Politeknik Negeri Subang, Politeknik Negeri Cilacap, UPN Veteran Yogyakarta, UPN Veteran Jakarta, Universitas Tidar, Universitas  Siliwangi Tasikmalaya, Institut Teknologi Sumatera, Politeknik Negeri Indramayu, ISBI Bandung, Universitas Singaperbangsa Karawang, Universitas Kristen Duta Wacana, dan Universitas Soegiapranata.

“SN Dikti sudah harus diimplementasikan pada Desember 2017 dan perguruan tinggi sudah harus melampaui SN Dikti,” jelas Direktur Penjaminan Mutu, Aris Junaidi.  Profesor di bidang kdokteran hewan ini  juga menyampaikan bahwa Direktorat Penjaminan Mutu saat ini sedang mengembangkan instrumen-instrumen untuk mengukur implementasi SPMI di perguruan tinggi, ada instumen proses untuk mengukur implementasi SPMI di perguruan tinggi dan instrumen output untuk mengukur kesiapan perguruan tinggi yang akan re-akreditasi. “Hasil pelatihan penyusunan Dokumen SPMI harus diimplementasikan di perguruan tinggi.  Direktorat Penjaminan Mutu perlu bantuan Bapak/Ibu sekalian agar proses membangun budaya mutu dapat terus menerus diupayakan walaupun ada kendala-kendala dalam upaya membangun mutu (continuous quality improvemet),” harap Aris Junaidi.

Di akhir sambutannya, Aris Junaidi kembali menyemangati para peserta untuk berlatih dengan baik dan sungguh-sungguh agar hasilnya bisa bermanfaat bagi perguruan tinggi masing-masing. “Tidak gampang effortuntuk membangun culture of quality, usahanya harus terus menerus dan diupayakan bekerja dengan hati, selamat berlatih,” pungkas Aris.

Lokakarya dilangsungkan selama tiga hari dengan penekanan pada praktik penyusunan dokumen SPMI, antara lain Dokumen Kebijakan SPMI, Dokumen Manual SPMI, Dokumen Standar SPMI, dan Dokumen Formulir SPMI. Peserta dibagi dalam dua kelas untuk berdiskusi dan menyusun dokumen SPMI, kelas A 21 orang dan kelas B 20 orang.  Setiap 3-4 orang membentuk kelompok belajar untuk berdiskusi menyusun dokumen SPMI. Peserta juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya di hadapan peserta dan fasilitator pusat untuk mendapatkan masukan dan perbaikan. Di akhir program, semua dokumen hasil latihan di-share untuk semua peserta dengan harapan masing-masing PT sudah memiliki draf dokumen SPMI untuk disesuaikan dengan masing-masing kondisi PT. Harapan besar  direktorat Penjaminan Mutu adalah hasil pelatihan ini  dapat diimplementasikan di Perguruan Tinggi masing-masing. (haz/editor/HKLI)

Categories
Informasi

Universitas Hamzanwadi terpilih sebagai tuan rumah Bimtek SPMI PTS se-NTB

Pancor-Universitas Hamzanwadi (26-27 Oktober 2016).

Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi- Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan menunjuk Universitas Hamzanwadi sebagai tempat penyelenggaraan Bimtek Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) mulai tanggal 26 s.d. 27 Oktober 2016. Bimtek ini diselenggarakan dalam rangka penguatan dan pencapaian budaya mutu pendidikan Tinggi guna mendorong program studi terakreditasi C menjadi B, dan akreditasi B menjadi A. Bimtek SPMI diikuti oleh 48 peserta dari 4 perguruan tinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni Universitas Hamzanwadi, IKIP Mataram, Universitas Gunung Rinjani (UGR), dan Universitas Samawa, Sumbawa Besar.

Bimbingan teknis SPMI berlangsung selama 2 hari di ruang rektorat Universitas Hamzanwadi lantai 1, dihadiri oleh Dr. Syahrul Amirullah-Kepala Sub Direktorat Pengembangan Sistem Mutu Kemenristekdikti, wakil rektor I  Dr. Khirjan Nahdi, M.Hum, Wakil rektor II Drs. H. Edy Waluyo, M.Pd. Direktur Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu Padlurrahman, M.Pd, Dekan FKIP Abdullah Muzakkar, M.Si. Selain itu hadir pula  Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho selaku fasilitator pusat, didampingi oleh 3 fasilitator wilayah, antara lain : Prof. Dr. I Nyoman Kardana, Prof. Dr. Ida Ayu Gede Yadnyawati, dan Dr. N. Utari Vipriyanti.

Dalam sambutannya, wakil rektor I Universitas Hamzanwadi menyampaikan bahwa membangun budaya mutu di Universitas Hamzanwadi menjadi komitmen utama dari pimpinan dan seluruh sivitas akademika, dan perlu diperhatikan keseimbangan antara mutu internal dan mutu eksternal. Komitmen ini dibuktikan dengan telah berjalannya Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Universitas Hamzanwadi untuk bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Lebih lanjut dikemukakan bahwa upaya peningkatan mutu telah dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain : menerapkan Lesson Study dan E-learning sebagai kebijakan mutu pembelajaran, meningkatkan mutu lulusan melalui general English, Student Exchange ke Windeshim University-Nedherland dan UTM-Malaysia, dan lain-lain, bekerjasama dalam bidang research dan PkM dengan berbagai instansi terkait.

Sebelum membuka acara, Dr. Syahrul Amirullah menyampaikan bahwa penguatan dan pencapaian budaya mutu pendidikan Tinggi itu sangat penting dan perlu diperhatikan oleh setiap pimpinan perguruan tinggi. Beberapa materi yang diberikan antara lain: kebijakan SPMI di Direktorat Penjaminan Mutu, kebijakan nasional SPM Dikti, Kebijakan nasional SPMI, Standar Nasional Pendidikan Tinggi, diskusi pengembangan dan implementasi SPMI, hambatan dan pemecahannya, serta penyusunan Renca Tindak Lanjut (RTL) setiap perguruan tinggi. Selanjutnya, dikatakan bahwa “Saya senang sekali, di Universitas Hamzanwadi ini telah ada fasilitator wilayah sekaligus sebagai auditor internal bersertifikat”. Hal ini membuktikan bahwa Universitas Hamzanwadi benar-benar serius untuk membangun budaya mutu secara berkelanjutan.

Pada akhir acara, setiap institusi menyusun dan mempresentasikan Rencana Tindak Lanjut (RTL), mereview RTL sesuai masukan dari Fasilitator, dan diakhiri dengan penandatanganan RTL antara pimpinan perguruan tinggi dengan fasilitator. Hal ini sebagai bukti komitmen institusi untuk membangun budaya mutu secara berkelanjutan.